Rabu, 03 Januari 2018

Mendorong Anak dan Remaja Untuk Meraih Sukses

Belakangan ini banyak bintang muda baru yang bermunculan, mulai dari menyanyi, akting, kompetisi olahraga, musik, sastra, hingga bidang bisnis. Semua terjadi dengan cepat, seakan menyiratkan kalau sukses dan ketenaran bisa diraih dengan mudah.


Sebenarnya, setiap pencapaian besar dimulai dari langkah-langkah kecil. Sesukses apa pun seseorang, keberhasilan itu tentunya diawali dari satu langkah kecil. Akan tetapi, jarang terjadi langkah-langkah kecil tersebut langsung mengarah pada suatu sukses tertentu.

Meski begitu, pandangan kita selalu terpaku pada kisah indah yang terjadi pada para pengusaha, atlet, penyanyi, dan bintang film muda terkenal itu. Kita cenderung mengabaikan atau tidak memperhatikan masa sulit yang mereka jalani.

Padahal sangatlah penting untuk mengajarkan anak-anak hingga remaja bahwa sukses bukanlah sesuatu yang bersifat kebetulan. Keberhasilan tidak terjadi begitu saja seperti membalikkan telapak tangan. Kadang, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk meraih suatu tujuan atau cita-cita. Terkadang pula, suatu target itu tampak mustahil atau terlalu jauh untuk digapai. Namun dengan berfokus yang dimulai dengan menjalani pilihan-pilihan kecil setiap harinya, tujuan akhir itu dapat dicapai.

Karena itu jangan abaikan dan dorong anak-anak untuk memulainya dari langkah kecil.

Langkah pertama selalu terlihat lebih berat daripada yang sebenarnya. Bagaimana satu langkah saja bisa membawa perbedaan? Sungguh besar bedanya. Setiap pekerjaan, apa pun, tidak akan terselesaikan tanpa adanya langkah pertama. Begitu banyak orang yang tidak pernah mengambil langkah pertama, bukan karena hal itu terlalu sulit, melainkan lebih karena hal itu terlihat terlalu sulit.
Pastinya anak-anak kita pernah menjumpai momen-momen di saat mereka berpikir bahwa sesuatu yang tengah mereka hadapi tampak lebih sukar untuk dijalani dibandingkan yang sebenarnya. Sebagai orangtua, kita perlu mengingatkan bahwa sebuah target atau tujuan besar tidak akan pernah bisa tercapai jika langkah pertama tidak diambil.

Tak ada namanya keberuntungan. Terkadang, kelihatannya ada sejumlah orang yang terus saja mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya. Baik itu meraih beasiswa studi ke luar negeri, memenangkan suatu pertandingan kelas nasional atau internasional, atau memperoleh peringkat pertama di kelasnya. Hal-hal bagus itu sepertinya kebetulan saja terjadi dalam hidup mereka.

Namun, sukses tidaklah identik dengan keberuntungan. Sukses adalah tentang persiapan dan pilihan. Dengan sekadar memposisikan diri untuk meraih sukses saja bisa membawa suatu perbedaan besar. Bagi anak remaja, hal itu dapat berarti mendidik diri mereka sendiri dan berusaha belajar dari orang lain yang telah sukses dalam suatu bidang yang sangat diminati oleh anak-anak remaja kita.

Buatlah langkah-langkah itu sekecil mungkin. Setiap tugas sebesar apa pun dapat dipecah-pecah menjadi hal-hal kecil. Mencapai kemenangan-kemenangan kecil di sepanjang jalan yang dilalui anak remaja menuju tujuan yang lebih besar dapat menciptakan momentum, yang membuat perjalanan itu sendiri menjadi lebih mudah untuk dilalui.

Langkah kedua itu sama pentingnya. Langkah pertama sangatlah kritis, begitu pula langkah kedua. Banyak orang yang memulai suatu tugas atau pekerjaan atau rencana mereka dan terlalu cepat menghentikan langkah mereka di tengah jalan. Tanpa mengambil langkah kedua, momentum tidak akan bisa tercipta.

Ajarilah anak-anak kita bahwa mereka akan menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Mereka mempunyai dua pilihan: menghentikan langkah mereka atau berusaha menarik pelajaran penting dari pengalaman kegagalan mereka. Ini sama halnya dengan proses seorang bayi belajar berjalan atau seorang anak kecil belajar menendang bola dalam olahraga sepakbola. Kemampuan berjalan atau menendang bola yang baik tentunya tidak akan terjadi dalam sekejap, tidak dalam percobaan pertama, kedua, atau ketiga. Hal ini memakan waktu berbulan-bulan. Itulah yang dinamakan proses yang terdiri dari langkah-langkah kecil menuju sesuatu yang besar.

Perjalanan tanpa akhir
Dunia ini selalu berubah. Teknologi berkembang lebih cepat. Informasi disebarkan dan diciptakan dalam kecepatan luar biasa. Supaya tetap mampu mengikuti perubahan yang terus berlangsung, sangatlah penting bagi anak-anak kita untuk selalu terbuka mempelajari hal-hal baru. Didiklah mereka bahwa seperti halnya dunia ini, mereka tidak akan pernah hanya diam di tempat saja. Ia akan selalu berubah, entah itu berubah ke arah yang lebih baik atau tidak. Dirinya sepuluh tahun mendatang tidaklah sama dengan dirinya saat ini.

Pastikan mereka memahami bahwa dalam upaya menentukan arah tujuan hidup mereka, hal itu tidak didasarkan pada satu pilihan besar. Melainkan merupakan serangkaian pilihan yang berkelanjutan. Anak yang berangkat remaja sedang berada di tahapan hidup di mana ia memiliki peluang besar untuk mengembangkan perilaku dan kebiasaan positif untuk menjalani pembelajaran yang sifatnya berkelanjutan.

Bagaimana anak-anak kita (terutama remaja) agar mampu mengikuti perubahan-perubahan dan tetap mampu mempelajari hal-hal baru? Berikut ini ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memudahkan menjalankan semuanya itu.
1. Pelajari cara kerjanya dan apa yang perlu dilakukan.
2. Belajar sambil dipraktikkan.
3. Mencari seorang ahli di suatu bidang yang diminati remaja kita. Orang ini nantinya dapat membimbing berdasarkan pengalaman-pengalamannya.

Belajar dari seorang ahli yang telah mengalami sukses dan gagal akan sangat berharga. Bantulah remaja kita menemukan tim pendukung mereka. Dari siapakah mereka bisa belajar? Siapakah yang dapat membantu mereka mencapai sasaran mereka? Bantulah mereka untuk membuat janji bertemu dengan orang-orang ini yang sekiranya bisa dengan mudah dihubungi dan bersedia untuk membimbing anak kita.

Apabila anak-anak kita belajar apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan, dan jika mereka dapat menemukan jalan untuk menerapkan pengetahuan itu dalam hidup mereka, anak-anak kita akan dapat memulai perjalanan mereka menuju sukses dengan awal yang sangat baik.
Load disqus comments

0 comments