Kamis, 04 Januari 2018

Mencari Jam Emas Ayah

Alkisah, suatu hari, seorang bangsawan yang kaya raya ingin menghadiahkan sebuah jam saku emas kuno kepada salah satu anaknya di hari ulang tahunnya nanti. Si bangsawan mempunyai tiga orang anak yang sama-sama dicintainya, tetapi hanya mempunyai satu jam emas. Maka, dibuatlah semacam kompetisi. Nantinya, anak yang dapat mencari dan menemukan jam tangan itulah yang akan memilikinya. Maka, segeralah dipanggil ketiga anaknya.


“Anakku, jam ayah terjatuh di tumpukan jerami di gudang kita. Jam itu sangat ayah sayangi karena itu warisan kakek kalian yang tidak ada duanya. Karena itu, aku tugaskan kalian untuk mencarinya. Nah, sulung, engkau mendapat giliran pertama untuk mencari dan membawa jam itu kepada ayah.”
“Baik ayah,” jawab si sulung. Ia kemudian mengambil sebatang tongkat. Dengan tongkat itu, sambil bernyanyi nyaring, dia bekerja keras membolak-balikkan jerami. Tetapi, sampai tenaga habis dan suaranya serak, jam tetap tidak berhasil ditemukan.

Tiba giliran anak kedua memasuki gudang jerami dengan membawa senter di tangan. Raut wajahnya tampak kesal dan tidak senang mematuhi perintah sang ayah. Ia merasa sang ayah terlalu mengada-ada. Mengapa demi sebuah jam tua, mereka harus bersusah payah membuang tenaga dan waktu untuk mencarinya di gudang yang kotor. Maka, sambil mengomel panjang pendek, ia mulai mencari jam tersebut. Karena tak sepenuh hati mencari, walau telah memelototi setiap sudut, hingga batu baterai senter itu habis, jam tetap tidak ditemukan.

Kemudian giliran anak ketiga memasuki gudang jerami. Dengan pembawaannya yang tenang dan senyum manis di bibir, dia memasuki gudang lumbung padi. Tidak berapa lama kemudian dia keluar dengan wajah berseri dan membawakan jam emas itu kepada ayahnya. Melihat itu, sang ayah gembira dan bertanya, “Anakku, bagaimana engkau dapat menemukan jam itu dengan waktu yang cukup singkat? Sedari tadi kakak-kakakmu telah berusaha begitu lama, tetapi mereka tidak berhasil menemukan jam tersebut.”

Si bungsu pun menjawab, “Ayah, saya hanya duduk diam, berkonsentrasi di dalam gudang lumbung padi. Dalam keheningan dan ketenangan itulah saya bisa mendengarkan suara detak jam tangan tik tik tik... sehingga dengan mudah saya dapat mencari dan menemukan di mana jam tersebut berada. Tapi atas semuanya, syukurlah kami dapat membantu Ayah mendapatkan kembali jam emas kesayangan itu..”

Maka, jam emas itu diberikan kepada si bungsu tepat di hari ulang tahun sang ayah. “Anakku, karena engkau yang telah menemukan jam ini, maka ayah berikan ini kepadamu. Ayah percaya, engkau akan menyimpan dan memelihara dengan baik jam emas kesayangan ayah ini.” Dengan wajah gembira, si bungsu pun menerima pemberian ayahnya.

Dear Readers,
Sebuah hadiah, pantas diberikan kepada mereka yang berprestasi dan berjuang sepenuh tenaga untuk mewujudkan cita-cita. Demikian juga dalam kehidupan. Saat kita sedang berhadapan dengan aneka masalah dan tantangan yang harus ditaklukkan, jika kita mau berjuang dengan semangat pantang menyerah dan tekad membaja, pasti akan ada hadiah di balik keteguhan kita memecahkan masalah tersebut.

Untuk itu, dalam menghadapi setiap masalah, berat maupun ringan, kecil ataupun besar, kita seharusnya mampu menjaga keluasan hati dan ketenangan berpikir, agar sebuah masalah bisa kita urai berdasarkan sumber masalahnya. Ibarat mengurai benang kusut, kalau sudah ditemukan ujung pangkalnya, pasti akan lebih mudah mengurainya. Sebaliknya, emosi yang meledak-ledak, terburu-buru dalam berbuat, atau menyepelekan masalah yang timbul, hanya akan memicu masalah yang lebih besar.

Mari kita jaga kejernihan daya pikir dengan selalu menjaga hati, mampu menciptakan ketenangan dan keheningan. Dengan begitu kita akan mendapatkan solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang ada secara efektif dan bijaksana.
Read more

Memberi

Suatu sore, seperti biasanya seorang pemuda pulang kantor & mengendarai sepeda motornya. Ia tertarik melihat seorang anak yang berumur kurang lebih 10 tahun dengan sangat sigap menyalip di sela-sela kepadatan kendaraan yang berhenti di lampu merah.


Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak, dikayuhnya sepedanya. Lalu setiap beberapa meter, ia berhenti sambil membagikan bungkusan yang dibawanya itu. Ia menyapa akrab setiap orang mulai dari tukang koran, penyapu jalan, tunawisma sampai polisi.

Kejadian ini sangat menarik dan membuat pemuda itu penasaran. Lalu, ia pun memanggil anak tersebut. Tanyanya, "Kalau boleh tahu, apa yang barusan kamu bagikan ke tukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi?"

Anak kecil itu menjawab, "Oh... Itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak, memangnya kenapa?" Pemuda itu lantas menjawab, "Kakak tertarik melihat cara kamu berbagi, kamu terlihat terbiasa & akrab. Apa kamu sudah lama mengenal mereka?"

Lalu anak itu pun bercerita, “Dulu, aku & ibuku sama seperti mereka, hanyalah seorang tunawisma, setiap hari bekerja & mengharapkan belas kasihan. Kami begitu susah hingga suatu hari ibuku bisa membuka warung nasi & kehidupan kami mulai membaik. Maka dari itu, ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu, jadi ketika kita diberi rejeki yang cukup. Kenapa kita tidak mau berbagi kepada mereka?”

Lanjutnya, "Ibu selalu mengatakan bahwa hidup kita haruslah berarti buat banyak orang. karena ketika kita kembali pada Sang Pencipta, kita tidak akan membawa apa-apa. Jadi jika ada kelebihan, mengapa kita mau untuk berbagi dengan yang lain agar banyak orang juga bisa sedikit merasakan kebahagian yang kita miliki.."

Dear Readers,
Hidup akan berarti jika kita mau membagikan sesuatu untuk orang lain & tidak hanya fokus untuk menyenangkan diri sendiri saja. Menyenangkan diri sendiri memang membuat bahagia. Namun menyenangkan orang lain membuat bahagia diri kita berlipat ganda. Sebab kebahagian yang kita timbulkan pada orang tersebut akan mempengaruhi kebahagiaan diri kita juga secara lebih berlimpah.

The more we give the more we get….
Kindness in words creates confidence. Kindness in thinking creates profoundness. Kindness in giving creates love.” - Lao Tzu

Have a GREAT Day!
Read more

My Bag, My Mind (Tasku, Pikiranku)

Setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas untuk bekerja/kuliah. Jika sedang ada waktu luang, cobalah lihat/bongkar isi tas kita.


Ternyata, kadang-kadang separuh dari isi tas itu adalah barang-barang yang sudang tidak kita perlukan: struk ATM yang sudah buram, bungkus tisu, agenda yang jarang dibaca, recehan yang kotor, ballpoint yang sudah macet, kumpulan tagihan kartu kredit, dan sebagainya.

Meski mungkin ringan, tetapi umumnya barang-barang yang tidak diperlukan membebani tas kita. Sebaiknya sortir dan buang barang-barang yang sudah tidak berguna tersebut.

MY MIND
Kadang, mirip dengan tulisan My Bag di atas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dengan hal-hal yang tidak perlu: penyesalan masa lalu, rasa kecewa, perasaan jengkel, iri, kurang puas atas kondisi yang terjadi, rendah diri, dan sebagainya.

Pikiran-pikiran yang tidak perlu akan terus membebani perjalanan hidup kita, sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, stres, dan hidup kurang nyaman. Kita juga akan membenci hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Lakukan terhadap My Mind sama dengan apa yang kita lakukan dengan My Bag di atas. Sortir dan buanglah segala beban pikiran yang tidak ada manfaatnya itu. Lakukan setiap hari dan ciptakan kebiasaan berpikir positif agar kita bisa menjalani hari-hari dengan "ringan" dan menyenangkan.
Read more

Keras Pada Diri Sendiri, Toleran Pada Orang Lain

Kita terlahir sebagai makhluk sosial di mana satu dan yang lainnya, saling bergantung dan tak bisa lepas begitu saja. Karena itu, menjaga hubungan baik di lingkungan sosial adalah mutlak adanya. Sebab, tanpa keharmonisan dengan sesama di sekitar kita, maka hidup bisa jadi terlunta-lunta.


Untuk itu, rasa saling menghargai dan toleransi harus selalu menjadi hal yang utama. Menghormati sesama, saling menolong, saling membantu, adalah beberapa hal kunci yang harus dibiasakan agar kita mampu menjalin keharmonisan di lingkungan dan sekitar kita.

Sayangnya, belakangan ini, entah mengapa, justru makin banyak hal yang mendorong ke arah terjadinya ketidakharmonisan. Tidak cocok sedikit, berujung pada perdebatan. Melirik sedikit, sudah dianggap sebagai tantangan. Salah ucap sedikit, sudah dianggap sebagai kesalahan yang tak patut dimaafkan. Hal inilah yang menyebabkan kekerasan seperti merebak di mana-mana. Hampir setiap hari, hampir semua berita, selalu saja ada kisah memilukan akibat emosi tak tertahankan.

Bukan itu saja. Saat ada masalah, banyak orang justru berusaha mencari-cari kambing hitam karena takut disalahkan. Akibatnya, bukan solusi yang didapat, tapi justru mengundang kebencian dan emosi. Demokrasi yang tadinya bertujuan memberi kebebasan berpendapat, justru sering kali berujung pada perpecahan pendapat. Tak jarang, kritikan justru berbuah tonjokan.

Padahal sejatinya, jika kita mau merenung dan berpikir lebih jernih, semua masalah pasti ada solusi. Semua kendala, pasti bisa diatasi. Semua perbedaan, pasti bisa dijembatani. Karena itu, di tengah berbagai kondisi yang kita alami belakangan ini, pepatah Tiongkok Kuno ini barangkali bisa menjadi refleksi, “Keras pada diri sendiri, yan yu li ji; Toleran pada orang lain, kuan yu dai ren.”

Dalam hal ini, "keras pada diri sendiri" dimaksudkan sebagai bentuk evaluasi diri yang menyeluruh sebelum melihat ke luar. Jika kita membiasakan diri untuk selalu bercermin dalam diri, maka kita pun akan lebih terbuka untuk selalu bisa mengoreksi. Sehingga, saat ada kesalahan, kita tak akan mencari-cari alasan. Namun, kita mampu mencari jawaban dari dalam diri hingga solusi lebih mudah dicari.

Sebaliknya, "toleran pada orang lain" bermakna lebih terbuka untuk menerima kesalahan dan segera memaafkan. Tentu, hal sebatas hal yang dilakukan masih dalam titik kewajaran. Dengan bertoleransi, kita akan bisa lebih berpikir tenang dan berjiwa lapang sehingga saat menghadapi kendala, bisa saling bahu-membahu menyelesaikan bersama-sama.

Kedua sikap ini, jika dikembangkan secara bersamaan, akan memberikan harmonisasi kehidupan sosial yang menyejukkan. Apalagi, jika hal ini diterapkan oleh seorang pemimpin, baik di lingkungan keluarga, organisasi, usaha, ataupun pemerintahan.

Lihatlah contoh pada tokoh-tokoh dunia. Salah satunya pada Mahatma Gandhi. Tokoh pergerakan dari India ini memilih gerakan damai dengan berlaku keras pada diri sendiri. Ia tidak terpancing untuk meladeni hujatan dan makian dari lawan-lawan politik dan penjajahnya. Namun, dengan cara keras pada diri sendiri itulah, hingga kini ia dikenang sebagai tokoh yang sangat dikagumi di berbagai belahan dunia.

Atau, lihat pulalah bagaimana reaksi yang dicontohkan dari tindakan Nelson Mandela. Pejuang kesetaraan kulit hitam dan putih di Afrika Selatan ini terang-terangan mendapat berbagai ujian dan cobaan selama perjuangannya. Namun, dengan toleransi yang sangat besar, ia memberi maaf pada orang-orang yang pernah kejam padanya. Dengan cara itulah, ia menyatukan bangsa Afrika Selatan hingga tahun ini sukses menyelenggarakan pesta sepakbola Piala Dunia.

Simak juga langkah Steve Jobs, pendiri Apple Corp yang dipecat dari perusahaannya sendiri. Tapi, ia justru memilih “berbicara” dengan karya. Jobs “keras” pada dirinya sendiri dengan menyibukkan diri membuat berbagai inovasi di bidang komputerisasi berdasar keyakinannya. Akhirnya, ia kembali pada perusahaan tersebut dan dengan toleransi yang besar, berhasil menyatukan kembali semua visi di Apple sehingga kini Apple makin dikenal sebagai perusahaan inovatif dengan iPod, iPhone, dan iPad-nya.

Itulah bukti nyata, betapa pepatah Tiongkok Kuno, “Keras pada diri sendiri; Toleran pada orang lain” mampu jadi solusi. Karena itu, jika ada persoalan, cobalah lihat ke dalam. Jika menghadapi tantangan, cobalah evaluasi diri. Mari kita bukakan hati dan tenangkan pikiran agar toleransi selalu kita kedepankan. Sehingga, semua persoalan dan tantangan, bisa diselesaikan dengan semangat persaudaraan.
Read more

Jadi Orang Kritis, Mari Hentikan Hoax!

THE HOAX adalah nama sebuah judul film drama yang dibuat tahun 2005. Film itu berkisah tentang kisah hidup Clifford Michael Irving, reporter investigasi yang cukup terkenal di Amerika Serikat. Dia juga menulis beberapa buku. Antara lain biografi Howard Hughes, salah satu orang kaya di Amerika.


Buku itulah yang kemudian diangkat ke layar lebar meski belakangan diketahui, banyak yang ditulis oleh Irving dibukunya, dihilangkan atau diubah. Irving kesal dan menganggap film itu penuh kebohongan. Dia kemudian meminta agar namanya tidak dimunculkan di kredit film. “The Hoax” sejak itu menjadi terkenal.

Seorang wartawan menjuluki mereka yang suka menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya sebagai the clicking monkeys, tapi celakanya sebagian wartawan juga sering menjadi semacam itu. Mereka menulis dari sumber yang tidak jelas, tidak kredibel, bahkan tak mencantumkan asal-usul sumbernya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita langsung percaya dengan berita atau tulisan yang kita terima begitu saja? Sekalipun itu berasal dari orang yang mempunyai kredibilitas yang tinggi, menurut saya kita tetap harus BERHATI-HATI. Sebab mereka pun barangkali bisa tertipu dengan tulisan-tulisan hoax tersebut. Tidak ada salahnya cek dulu, via Google misalnya.

Untuk saya sendiri, saya punya beberapa kebiasaan yang barangkali bisa menjadi panduan. Saya biasanya tidak akan memforward berita jika:

1. Asal usul berita tidak jelas. Tidak ada referensi misalnya dari koran atau majalah mana. Sekalipun ada, tetap mesti dicek, karena referensi banyak yang referensi bodong alias asal tulis (karena ternyata setelah dicek tidak pernah ada berita seperti itu). Sekalipun ada referensi yang jelas, tetap mesti dilihat “kredibilitas” media tersebut. Sebab sekarang ini banyak situs/website yang berisi berita-berita yang tidak benar.

2. Ada kata-kata “SEBARKAN”. Hampir 99% rasa saya yang mengandung kata ini, biasanya beritanya adalah hoax.

3. Penelitian abal-abal. Semua orang boleh saja memberikan kesaksian bahwa ia meminum ini dan itu lalu menjadi sembuh. Kesaksian seperti ini seringkali menyesatkan. Kalau berbicara penelitian, seharusnya dilakukan oleh orang yang tidak konflik kepentingan (conflict of interest). Evidence based perlu jumlah yang besar dan hasilnya dipublikasi di jurnal yang ternama. Sebab suatu ketika, jika ada seseorang menganjurkan bila kita sakit demam kita harus minum minyak tanah dicampur lemon karena kesaksian seseorang yang sembuh oleh karenanya, apakah percaya begitu saja? Kalau saya, tidak akan…

4. Judul berita provokatif. Misalnya "Singapore Airlines Terbakar!" Padahal itu berita lama yang sudah usang. Atau judul "Penculikan Anak untuk Jual Organ Tubuh", yang ternyata tidak benar. Sebab menurut saya, jika berita seperti ini benar, maka otomatis akan muncul di berita utama di media-media besar seperti Kompas, Media Indonesia, Detik News, dll. Kalau tidak, percayalah bahwa berita ini hampir pasti adalah hoax.

Ada banyak motif orang membuat berita hoax:
1. Senang bila tulisannya bisa menyebar viral di sosial media.
2. Propaganda untuk sebuah kepentingan yang tersembunyi, misalnya jualan atau adanya motif politik atau motif mempengaruhi.
3. Menjatuhkan image produk atau orang tertentu.
4. Dan lain-lain.

Ada beberapa websites untuk cek apakah berita tersebut hoax atau tidak:
1. https://www.turnbackhoax.id/
2. http://hoaxindo.blogspot.co.id/
3. http://www.snopes.com/
4. Dan lain sebagainya.

Mari sadari bahwa meneruskan (forward) berita yang tidak ada faedahnya dan malahan membuat resah adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Menyebarkan berita yang berisi nasihat apa pun itu, yang tidak didukung oleh referensi yang kuat, artinya menyebarkan mitos dan membuat seseorang mempercayai sesuatu yang salah. Jangan jadikan diri kita menjadi alat penyebar berita kebohongan. Dan jangan pernah mengatakan bahwa itu adalah "berita baik" sebelum Anda mencobanya/membuktikannya dan sebelum Anda lihat referensi yang sahih.

Jadilah orang yang kritis; Mari hentikan hoax!
Read more

Rabu, 03 Januari 2018

Menangis Itu Boleh Kok…

Siapa bilang menangis itu dilarang dan tidak ada gunanya?

Kelamaan menangis memang bisa mengakibatkan mata merah dan bengkak. Menangis juga sering disebut sebagai bentuk kelemahan, hingga lebih banyak orang memilih untuk menahan tangis daripada membiarkannya terjadi secara alami. Tapi jangan salah, menangis ternyata bermanfaat bagi kesehatan tubuh.


1.Membuang Racun
Menangis tidak hanya membersihkan mata tapi juga membersihkan tubuh Anda. Para peneliti dari St. Paul-Ramsey Medical Centre mengatakan, saat kita dalam keadaan stres atau berduka, menangis justru membantu mengeluarkan racun dari tubuh.

2. Membunuh bakteri
Air mata mengandung lisozim (cairan yang juga ditemukan dalam susu manusia, sperma, lendir dan air liur) yang berguna untuk membunuh 90-95 persen bakteri dalam tubuh hanya dalam waktu lima sampai sepuluh menit. Lisozim dapat membunuh bakeri tertentu dengan cara menghancurkan dinding sel bakteri.

3. Meningkatkan penglihatan
Fungsi dasar air mata adalah untuk membantu penglihatan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelumas mata tapi juga untuk mencegah kekeringan pada selaput mata. Ketika selaput mata mengalami kekeringan, penglihatan bisa saja menjadi sedikit kabur. Air mata menyegarkan permukaan mata. Peneliti dari National Eye Institute mengatakan air mata bisa menjaga bola mata agar tetap lembab dan melunturkan debu.

4. Mengurangi level manganese
Mangan (Mn) adalah zat mineral dalam tubuh yang dapat mempengaruhi mood negatif. Konsentrasinya ditemukan 30 kali lebih banyak pada air mata daripada dalam serum darah. Menangis dapat membantu memperbaiki mood kita.

5. Meredakan stres
Berteriak memang baik dan bisa memberikan rasa lega. Menangis pun dikenal bisa melepaskan hormon stres atau racun dalam tubuh dan sebagai hasilnya yaitu bisa mengurangi ketegangan. Sharon Martin seorang psikoterapis berlisensi di San Jose, California percaya bahwa menangis adalah alternatif sehat untuk membuang hal negatif dalam tubuh Anda. Secara keseluruhan, menangis adalah cara yang aman dan efektif untuk mengatasi stres dan membuang rasa tertekan serta frustasi.

6. Memperbaiki Suasana Hati
Sebuah penelitian oleh University of SouthFlorida menemukan menangis dapat menenangkan dan meningkatkan suasana hati lebih baik daripada obat antidepresan apapun. Hampir dari 90 persen suasana hati bisa dipengaruhi oleh air mata. Namun seseorang dengan gangguan kecemasan atau suasana hati yang tak terkontrol, mungkin saja tidak bisa mengalami efek positif dari menangis.

7. Meningkatkan komunikasi
Menangis bisa menjadi sarana Anda saat tidak bisa mengungkapkan kata-kata terutama dalam suatu hubungan.  April Masini seorang pakar hubungan mengatakan tangisan adalah reaksi dari seseorang yang memiliki emosi baik ataupun buruk yang harus diluapkan karena hal itu sangat wajar terjadi. Tangisan bisa meredamkan perkelahian, membuang amarah dan membuka dialog dengan orang lain.

Jadi, lain kali jika Anda merasa ingin menangis, maka siapkan tisu dan menangislah! Karena menangis bisa menyehatkan tubuh Anda.
Read more

10 Jenis Buah yang Dianjurkan untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Saat berpuasa, salah satu masalah yang sering kali timbul adalah, kondisi tubuh yang kekurangan serat. Untuk itu, alangkah baiknya ketika Anda sahur dan berbuka tetap makan buah yang kaya kandungan serat dan vitamin yang baik untuk tubuh.


Berikut ini adalah 10 jenis buah yang dianjurkan untuk sahur dan berbuka puasa:

1. Kurma; 
buah yang paling dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang yang berbuka puasa. Dengan sangat cepat, glukosa dalam kurma yang disantap saat berbuka (atau sahur) akan berubah menjadi fruktosa, lalu langsung diserap melalui sistem pencernaan untuk menyirami tubuh dengan energi.

2. Timun Suri: 
buah yang kaya serat, vitamin, dan mineral. Serat di dalam timun suri mampu mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan, seperti kanker usus dan kolon. Hal ini disebabkan sifat serat timun suri yang mengikat zat-zat karsinogen penyebab kanker yang ada di saluran pencernaan.

Timun suri juga kaya vitamin A yang berfungsi menjaga kesehatan mata, serta berfungsi sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh penyebab penuaan dini. Vitamin C yang terkandung di dalamnya dapat mencegah timbulnya gangguan penyakit flu dan infeksi. Selain itu, mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan zat besi juga banyak terdapat di dalam timun suri.

3. Blewah: 
“Sepupu” melon ini kaya dengan vitamin A. Rasa manis yang terkandung dalam blewah mampu melakukan penyerapan pada usus, yang kadang “terganggu” akibat makan tergesa-gesa sehingga makanan tak terkunyah dengan baik. Menyantap buah ini juga membantu menyerap zat-zat tak diperlukan dari makan makanan yang banyak berbumbu, endapan obat-obatan, bahkan mengatasi rasa mual karena rasa stres.

4. Apel: 
Mengandung vitamin A, B dan C yang embantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta mengatasi masalah nafsu makan yang terlalu besar.

5. Jeruk
Mengandung vitamin A, B1, B2 dan C serta antikanker bagi tubuh. Jeruk juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

6. Pisang: 
Mengandung vitamin A, B1, B2 dan C yang dapat membantu mengurangi asam lambung. Pisang cocok bagi orang yang sahur/berbuka puasa karena bisa membantu menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

7. Mangga: 
Banyak mengandung vitamin A, E dan C yang dapat membersihkan darah, serta dapat mengurangi dehidrasi.

8. Pepaya: 
Buah tropis satu ini mengandung vitamin C dan vitamin A yang dapat membantu memecah serat makanan dalam sistem pencernaan dan membuat lancar saluran pencernaan makanan.

9. Stroberi: 
Kaya akan vitamin A, vitamin B dan C serta antioksidan; bagus untuk melawan zat radikal bebas sehingga daya tahan tubuh kita tetap terjaga.

10. Belimbing
Mengandung vitamin C dan vitamin A dengan manfaat dapat membantu memperlancar pencernaan makanan, menurunkan tekanan darah, dan tingkat kolesterol dalam tubuh.

Perlu diingat: Bagi Anda yang memiliki lambung sensitif, harus hati-hati dalam memilih buah. Pastikan buah yang akan dikonsumsi benar-benar matang dan terasa manis agar kesehatan lambung tidak terganggu.
Read more