THE HOAX adalah nama sebuah judul film drama yang dibuat 
tahun 2005. Film itu berkisah tentang kisah hidup Clifford Michael 
Irving, reporter investigasi yang cukup terkenal di Amerika Serikat. Dia
 juga menulis beberapa buku. Antara lain biografi Howard Hughes, salah 
satu orang kaya di Amerika.
Buku itulah yang kemudian diangkat ke layar lebar meski belakangan 
diketahui, banyak yang ditulis oleh Irving dibukunya, dihilangkan atau 
diubah. Irving kesal dan menganggap film itu penuh kebohongan. Dia 
kemudian meminta agar namanya tidak dimunculkan di kredit film. “The 
Hoax” sejak itu menjadi terkenal.
Seorang wartawan menjuluki mereka yang suka menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya sebagai the clicking monkeys,
 tapi celakanya sebagian wartawan juga sering menjadi semacam itu. 
Mereka menulis dari sumber yang tidak jelas, tidak kredibel, bahkan tak 
mencantumkan asal-usul sumbernya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita langsung percaya dengan berita 
atau tulisan yang kita terima begitu saja? Sekalipun itu berasal dari 
orang yang mempunyai kredibilitas yang tinggi, menurut saya kita tetap 
harus BERHATI-HATI. Sebab mereka pun barangkali bisa tertipu dengan 
tulisan-tulisan hoax tersebut. Tidak ada salahnya cek dulu, via Google 
misalnya.
Untuk saya sendiri, saya punya beberapa kebiasaan yang barangkali 
bisa menjadi panduan. Saya biasanya tidak akan memforward berita jika:
1. Asal usul berita tidak jelas. Tidak ada referensi
 misalnya dari koran atau majalah mana. Sekalipun ada, tetap mesti 
dicek, karena referensi banyak yang referensi bodong alias asal tulis 
(karena ternyata setelah dicek tidak pernah ada berita seperti itu). 
Sekalipun ada referensi yang jelas, tetap mesti dilihat “kredibilitas” 
media tersebut. Sebab sekarang ini banyak situs/website yang berisi 
berita-berita yang tidak benar.
2. Ada kata-kata “SEBARKAN”. Hampir 99% rasa saya yang mengandung kata ini, biasanya beritanya adalah hoax.
3. Penelitian abal-abal. Semua orang boleh saja 
memberikan kesaksian bahwa ia meminum ini dan itu lalu menjadi sembuh. 
Kesaksian seperti ini seringkali menyesatkan. Kalau berbicara 
penelitian, seharusnya dilakukan oleh orang yang tidak konflik 
kepentingan (conflict of interest). Evidence based 
perlu jumlah yang besar dan hasilnya dipublikasi di jurnal yang ternama.
 Sebab suatu ketika, jika ada seseorang menganjurkan bila kita sakit 
demam kita harus minum minyak tanah dicampur lemon karena kesaksian 
seseorang yang sembuh oleh karenanya, apakah percaya begitu saja? Kalau 
saya, tidak akan…
4. Judul berita provokatif. Misalnya "Singapore 
Airlines Terbakar!" Padahal itu berita lama yang sudah usang. Atau judul
 "Penculikan Anak untuk Jual Organ Tubuh", yang ternyata tidak benar. 
Sebab menurut saya, jika berita seperti ini benar, maka otomatis akan 
muncul di berita utama di media-media besar seperti Kompas, Media 
Indonesia, Detik News, dll. Kalau tidak, percayalah bahwa berita ini 
hampir pasti adalah hoax.
Ada banyak motif orang membuat berita hoax:
1. Senang bila tulisannya bisa menyebar viral di sosial media.
2. Propaganda untuk sebuah kepentingan yang tersembunyi, misalnya jualan atau adanya motif politik atau motif mempengaruhi.
3. Menjatuhkan image produk atau orang tertentu.
4. Dan lain-lain.
1. Senang bila tulisannya bisa menyebar viral di sosial media.
2. Propaganda untuk sebuah kepentingan yang tersembunyi, misalnya jualan atau adanya motif politik atau motif mempengaruhi.
3. Menjatuhkan image produk atau orang tertentu.
4. Dan lain-lain.
Ada beberapa websites untuk cek apakah berita tersebut hoax atau tidak:
1. https://www.turnbackhoax.id/
2. http://hoaxindo.blogspot.co.id/
3. http://www.snopes.com/
4. Dan lain sebagainya.
1. https://www.turnbackhoax.id/
2. http://hoaxindo.blogspot.co.id/
3. http://www.snopes.com/
4. Dan lain sebagainya.
Mari sadari bahwa meneruskan (forward) berita yang tidak ada
 faedahnya dan malahan membuat resah adalah tindakan yang tidak 
bertanggung jawab. Menyebarkan berita yang berisi nasihat apa pun itu, 
yang tidak didukung oleh referensi yang kuat, artinya menyebarkan mitos 
dan membuat seseorang mempercayai sesuatu yang salah. Jangan jadikan 
diri kita menjadi alat penyebar berita kebohongan. Dan jangan pernah 
mengatakan bahwa itu adalah "berita baik" sebelum Anda 
mencobanya/membuktikannya dan sebelum Anda lihat referensi yang sahih.
Jadilah orang yang kritis; Mari hentikan hoax!
 

 

0 comments