Putaran kehidupan layaknya sebuah
roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Hal ini sejalan dengan sebuah
ungkapan bijak dalam bahasa Mandarin, cuaca berisi badai dan awan yang tak terduga; hidup manusia ada waktunya malapetaka, ada waktunya anugerah.
Perputaran itu sendiri, kadang berjalan lambat (bersifat evolusi),
kadang pula berjalan sangat cepat (revolusi). Semua itu adalah keadaan
yang tak bisa kita tolak. Apalagi, sejak kemajuan teknologi informasi,
di mana batas antarnegara seolah “hilang” dan disatukan dalam dunia
maya. Hampir semua kegiatan yang berbatas oleh jarak dan waktu, kini
sudah dengan mudah tinggal klik dan kirim, maka semua bisa
terselesaikan. Peluang dan tren bisnis baru pun bermunculan. Di sisi
lain, banyak bisnis lama yang terpaksa gulung tikar.
Karena itu, pemahaman "cuaca berisi badai
dan awan yang tak terduga; hidup manusia ada waktunya malapetaka, ada
waktunya anugerah", harus mampu kita dalami dengan perbuatan nyata.
Salah satunya, yakni dengan kemampuan dan kemauan untuk beradaptasi menghadapi semua tantangan perubahan.
Kemampuan beradaptasi salah satunya harus dilandasi dengan sikap yang sering saya ungkapkan dalam pernyataan: cerdas, cermat, dan cekatan. Yakni, kita dituntut untuk cerdas dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan yang mengiringi perubahan di sekitar kita. Cerdas di
sini bisa berarti mampu menciptakan inovasi baru untuk mengatasi
berbagai masalah, hingga cerdas dengan sikap penuh bijak saat mengalami
keterpurukan. Dengan kecerdasan yang berasal dari pola pikir positif dan
otak yang diasah terus-menerus, akan menghasilkan tindakan terukur yang
mampu jadi solusi bagi semua persoalan.
Kemudian, unsur berikutnya adalah cermat. Kita
dituntut untuk mampu melihat dan menyikapi dengan jeli, apa yang
terjadi. Sehingga, saat terjadi perubahan, kita tidak terjebak dalam
sikap yang pasif dan hanya “menunggu keajaiban”. Tapi, kita proaktif
dengan kecermatan tersebut untuk mencari titik di mana kita bisa bangkit
saat terpuruk, dan tetap mampu bertahan ketika sudah di atas. Tentu,
semua dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Karena itu, unsur cermat
ini seharusnya mampu kita kedepankan untuk menghasilkan tindakan terukur
yang membawa keberhasilan.
Terakhir, untuk menyikapi perubahan, kita juga dituntut untuk cekatan.
Hal ini bisa kita maknai dengan mengedepankan unsur fleksibilitas saat
beradaptasi ketika terjadi perubahan. Mereka yang tanggap terhadap
perubahan akan dengan cekatan mencari berbagai kondisi yang bisa diubah
jadi kesempatan meraih kemenangan. Untuk itu, kita dituntut mampu
bergerak cepat, responsif, dan proaktif. Sehingga, dengan
unsur cekatan tersebut, apa pun bentuk perubahan yang terjadi, kita bisa
dengan cepat beradaptasi.
Mari, kita pacu diri untuk mampu beradaptasi dengan segala perubahan
yang ada, baik perubahan yang bersifat alami, atau pun karena pengaruh
manusia. Dengan kesadaran penuh bahwa tak ada yang tak berubah, kita
bisa menjadi “air”. Yakni, mampu menyesuaikan diri dengan apa pun bentuk
wadahnya, dan mampu mengalir menerjang berbagai batasan. Dengan cara
itu, kita akan jadi pemenang-pemenang dalam berbagai kompetisi perubahan
kehidupan.
0 comments