Kanker bisa diatasi dengan menjalankan diet sehat. Seperti apa?
Salah satu bentuk diet yang
disarankan adalah mulai menghindari protein hewani seperti daging, ayam,
telur, dan produk olahannya. Lemak hewan banyak mengandung asam arakidonat (AA), penyebab inflamasi sebagai media angiogenesis
(pembentukan pembuluh darah baru) untuk sel kanker berkembang. Itu
berbeda dengan ikan laut dingin seperti salmon, makarel, tuna, atau ikan
kembung. Jenis ikan-ikanan ini kaya asam lemak esensial eikosapentaenoat (EPA) yang anti-inflamasi.
Selain itu, enzim tubuh juga terkuras untuk mencerna daging. Kondisi
tersebut berakibat sistem imunitas tubuh lemah dan tidak dapat mencerna
dinding sel kanker dari protein yang kuat. Daging yang tidak tercerna
membusuk di saluran cerna, menjadi racun sebagai makanan sel kanker.
Karena itu, diet sehat yang dianjurkan adalah mulai memperbanyak
mengonsumsi protein nabati dari kacangan-kacangan seperti: kacang
kedelai (tahu atau tofu), kacang merah, kacang hijau, kacang tanah,
kacang panjang, kacang buncis, polong-polongan, dan padi-padian yang
kaya asam fitat yang mampu mengikat zat besi. Ikatan kompleks asam fitat
dan zat besi membentuk antioksidan melawan kanker, terutama kanker
usus. Sementara itu, pada kacang-kacangan terdapat fitosterol yang
berkhasiat sebagai anti kanker. Menu ini juga menyuplai mineral dan
vitamin seperti zinc, Mg, Cu, Mn, dan selenium di mana sistem imunitas
enzimatik tubuh aktivitasnya tergantung pada mineral ini. Sementara itu,
boleh juga ditambah makanan dengan kandungan vitamin A,C,E, dan beta
karoten yang merupakan antioksidan sekunder.
Selanjutnya, kita bahas seputar karbohidrat. Beras merah, jagung, ubi jalar, kentang, singkong, oatmeal,
dan gandum adalah sebagian karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi.
Namun, tidak dianjurkan karbohidrat simpleks seperti gula putih, tepung
dan olahannya, serta pemanis buatan karena dapat meningkatkan kadar
insulin dan IGF (insulin like growth factor) yang
pro-inflamasi. Tapi jagung dan tebu alami tidak masalah bila dikonsumsi
utuh atau tidak diolah. Gula aren dan madu asli boleh dicoba asal tidak
berlebihan. Lemak dari ikan laut, buah alpukat, minyak zaitun virgin,
dan minyak rami merupakan paduan yang paling baik.
Komposisi lain yang juga bisa maksimalkan untuk diet sehat antikanker
adalah sayuran dan buah. Sayur dan buah merupakan makanan pembentuk
alkali yang baik bagi penderita kanker. Serat makanan ini, dapat
menyerap toksin dan melancarkan sistem pencernaan dan pembuangan melalui
feses. Zat bioaktif yang terdapat pada sayur dan buah sangat bermanfaat
mengatasi kanker.
Bayam memiliki zat bioaktif karotenoid yang oleh tubuh akan
diubah menjadi vitamin A sebagai antioksidan yang meningkatkan respons
sistem imun baik untuk kanker paru, payudara, dan serviks. Sawi, kembang
kol, kubis savoy, dan kale keriting, punya zat bioaktif glukosinolat
yang baik untuk mengatasi kanker paru, payudara, lambung, dan usus
besar. Begitu pula dengan tomat, bawang merah, bawang putih, bit,
brokoli, asparagus, kubis merah, dan sayuran hijau lainnya. Buah-buahan
yang meningkatkan imunitas tubuh seperti kiwi, pepaya, nanas, jambu
biji, aprikot, melon, markisa, pisang, lemon, jeruk, strawberry, blueberry,
anggur, apel adalah sederet buah yang mudah didapat dan dengan harga
terjangkau, tapi bermanfaat sebagai antikanker yang baik. Dengan
meningkatnya daya tahan tubuh, maka sel-sel imun aktif bisa mengatasi
sel-sel kanker.
Agar lebih maksimal manfaatnya, jangan lupakan pula proses penyajian
makanan diet tersebut. Makanan sebaiknya tidak diproses agar zat
bioaktif, mineral, vitamin, dan enzim yang dikandung tidak rusak. Ikan
misalnya, akan lebih baik direbus, dikukus, atau dipepes dibanding kalau
harus digoreng. Makanan juga akan terasa lebih lezat dengan bumbu alami
seperti kunyit, bawang putih, bawang merah, tomat, dll.
Kemudian, kalau sayur akan lebih baik dilalap. Jika tidak bisa
dilalap, dikukus, direbus beberapa menit agar tidak bonyok. Boleh
diblender. Cuci bersih di air mengalir. Sementara kalau buah sebaiknya
buah lokal, karena biasanya buah impor cenderung banyak yang memakai
pengawet. Buah juga lebih baik dimakan utuh daripada diblender. Paling
baik konsumsi buah dan sayur minimal dengan 2 warna dan minimal tiga
porsi sehari.
WHO menganjurkan makan sayur dan buah paling sedikit 5 porsi setiap
hari (1 porsi buah setara 150 gram, sedangkan 1 porsi sayur setara 75
gram sayuran mentah). Khusus untuk apel dikonsumsi dengan kulitnya dan
hindari buah olahan dalam kaleng dan buah manisan lainnya.
Konsumsi juga air putih 8-10 gelas sehari untuk memperlancar proses
detoks melalui ginjal. Jangan minum minuman olahan yang banyak
mengandung bahan kimia.
Jangan Lupakan Doa
Harus dipahami pula bahwa kanker merupakan
penyakit yang melibatkan pikiran dan jiwa. Karena itu, doa bisa membantu
penyembuhan. Hati yang ikhlas memicu hormon kebahagiaan endorphin yang mengaktifkan sel natural killer sebagai pembasmi sel kanker. Sebaliknya, stres akan melemahkan sel natural killer.
Juga, jangan kebanyakan melamun! Jika mungkin, lebih baik lakukan
aktivitas sesuai hobi agar hati senang, seperti membaca, menyanyi,
menyulam, dsb. Tambah pula dengan berolahraga teratur sesuai kemampuan.
Cukup 30- 60 menit agar sirkulasi darah lancar, oksigen dan nutrisi yang
dibutuhkan sel-sel normal terpenuhi, khususnya sel imun. Tujuannya,
detoks pun ikut lancar, sampah metabolisme terangkut keluar tubuh
melalui keringat, urin, dan feses.
Berjemurlah juga di terik matahari pagi, namun cukup 20-30 menit,
untuk menyerap provitamin D sehingga vitamin D tubuh tercukupi. Vitamin D
akan mengoptimalkan penyerapan kalsium yang dapat mencegah penyebaran
kanker.
Jangan lupa, tidur malam hari 7- 8 jam. Perlu diketahui, jika kurang tidur, akan membuat hormon Leptin menurun di mana ini akan memicu nafsu makan makanan yang manis.
Usahakan juga agar jangan terlalu mengonsumsi obat kimia, kecuali
atas saran dokter ahli. Jangan biasakan juga makan makanan dengan bahan
pengawet, pewarna, dan sejenisnya.
“Jadikan makanmu sebagai obat,” kata Hipocrates, bapak kedokteran. Jadi, sudah sehatkah makanan Anda hari ini?
Oleh: dr. Suwardi
Natural Medicine Practitioner di Jakarta Natural Health Center
Natural Medicine Practitioner di Jakarta Natural Health Center


0 comments